Selasa, 25 Januari 2011

PKLH UNTUK PERGURUAN TINGGI

PKLH UNTUK PERGURUAN TINGGI


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Dosen : Yuniar Purwanti, SP.

Oleh :
Nama : Gina Pradina Irawan
Kelas : 2 - C
NIM : 09512001





Jurusan Pendidikan Matematika
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP- GARUT
2011







PKLH UNTUK PERGURUAN TINGGI

BAB I
PENDAHULUAN


Pengantar Perlunya/ Latar Belakang Pentingnya PKLH dalam Pendidikan

Kepedulian terhadap lingkungan hidup makin tinggi, diantaranya:
Konferensi Lingkungan Hidup se Dunia dibuka pada tanggal 5 Juni 1972 bertempat di Stockholm Swedia (sekarang diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup se Dunia);
Pada tahun 1992 berlangsung Konferensi Pembangunan dan Lingkungan dilanjutkan dengan KTT Bumi (Earth Summit) di Rio de janeiro Brazil tanggal 1 – 14 Juni 1992.
Yang memutuskan untuk mencanangkan pola pembangunan baru yang dikenal dengan Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan untuk memenuhi keperluan hidup manusia masa kini dengan tidak mengabaikan kepentingan manusia pada generasi yang akan datang, diantaranya:
Keberlanjutan ekologi
Keberlanjutan ekonomi
Keberlanjutan social dan budaya
Keberlanjutan politik
Keberlanjutan pertahanan keamanan
Guna mendukung pelaksanaan PBBL (Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan) di Indonesia didukung dengan munculnya Pendidikan Lingkungan Hidup (PKLH) yang diharapkan:
Mampu menjadi ajang pendidikan dalam upaya menuju kehidupan berkelanjutan di bumi;
Mampu menjadi warga pengamal dan pengembang IPTEK yang ramah lingkungan dan hemat SDA
Mampu menerima dan menjalankan etika dan moralitas insane pembangunan berkelanjutan.

Masalah Lingkungan
Masalah lingkungan hidup di Indonesia:
Kemerosotan SDA dan perusakan lingkungan
Penyempitan wilayah hutan
Bertambahnya lahan kritis
Pencemaran lingkungan
Pencemaran tanah
Pencemaran air
Pencemaran udara

Masalah Kependudukan
Masalah kependudukan di Indonesia:
Jumlah penduduk yang besar
Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Sebaran penduduk yang tidak merata
Perpindahan penduduk dari desa ke kota
Komposisi penduduk yang kurang menguntungkan
Kualitas SDM yang rendah

Pembangunan (Orientasi Baru Pembangunan)
Pembangunan adalah proses pengolahan sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan memanfaatkan teknologi. Karena pembanunan membutuhkan dan memanfaatkan SDA dan SDM sedangkan SDA mudah rusak, kritis bahkan habis maka diperlukan perubahan perilaku pembangunan. Lahirlah model pembangunan lain yakni pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pada saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang dalam pemenuhan kebutuhannya.
Indikator keberhasilan:
Mortalitas bayi yang terus menurun;
Umur harapan hidup meningkat;
Kemampuan baca tulis meningkat;
Anak sekolah semakin banyak;
Produksi pangan meningkat lebih cepat daripada pertumbuhan penduduk.

Menurut D. Chiras penyebabnya adalah:
Imperialism biologis
Saya vs Bukan Saya
Tumbuhan frontier mentality
Pembangunan dengan mengembangkan ilmu dan teknologi yang makin canggih
Anggapan bahwa SDA bumi tidak terbats
Manusia ada di atas alam
Ekonomis

Ada 2 hal yang harus ditangani sungguh- sungguh yaitu: kependudukan lingkungan hidup sesuai dengan KTT Bumi yang isinya tentang integrasi kependudukan, lingkungan hidup dan pembangunan.
Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan (WECD)
Our Common Future:
Jumlah populasi manusia semakin banyak
Bumi makin pana karena efek rumah kaca
Rusaknya lapisan ozon
Naiknya permukaan laut
Air bersih tawar sukar diperoleh
Terjadinya hujan asam
Luas hutan semakin berkurang
Lahan pertanian semakin tandus
Padang pasir makin meluas
Musnahnya berbagai spesies organisme
Pencemaran

Peranan Pendidikan (PKLH)
Pendidikan berusaha mengubah tingkah laku peserta didik dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku.
Siswa diusahakan sejak dini untuk berpikir dan bertindak arif terhadap lingkungan.
Pendidikan harus diarahkan untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan kepadatan penduduk.
PKLH harus diberikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan baik formal maupun non formal.
Sasaran PKLH diarahkan pada:
Kesadaran
Pengetahuan
Sikap
Keterampilan
Kemampuan evaluasi
Partisipasi


BAB II
LINGKUNGAN HIDUP


Pengertian Lingkungan Hidup
Kesatuan ruang, semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Pengertian dan Klasifikasi Ekosistem
Ekosistem adalah interaksi atau saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Tipe- tipe ekosistem:
Ekosistem Daratan
Tundra
Merupakan padang rumput yang terdapat di daerah kutub yang bersalju dan ber-es abadi.
Flora : lumut, rumput, dan semak belukar.
Fauna: kelinci, rusa, serigala, beruang.
Taiga
Merupakan hutan yang didominasi oleh tumbuhan berdaun jarum.
Flora : didominasi cemara dan pinus.
Fauna : rusa, anjing hutan, serigala, kucing liar.
Hutan Iklim Sedang
Terdapat di daerah iklim sedang yang banyak hujannya, terdiri dari hutan gugur, hutan evergreen, hutan hujan.
Flora : pinus, tumbuhan berdaun lebar, rerumputan.
Fauna : rusa, tupai, anjing.
Hutan Hujan Tropis
Hutan yang amat kaya dengan keanekaragaman hayati, terdapat di sepanjang khatulistiwa.
Flora : tumbuhan berdaun lebar yang tidak gugur.
Fauna : 40% jenis hewan yang hidup di permukaan bumi.
Savana
Merupakan ekosistem padang rumput yang terlentak di daerah lintang dengan suhu rata- rata tinggi, musim kering lebih dari 6 bulan, 6 bulan berikutnya turun banyak hujan.
Flora : rumput, semak, dan pohon yang menggugurkan daunnya pada musim kering.
Fauna : kelinci, serigala, kijang.
Padang Rumput Iklim Sedang
Terletak di daerah pedalaman benua yang mempunyai suhu rata- rata sedang.
Flora : rumput, semak dan belukar.
Fauna : domba, kelinci, serigala.
Padang Pasir
Merupakan daerah yang terdiri dari bukit-bukit pasir tandus yang hanya ditutupi batu dan pasir.
Flora : kaktus dan tumbuhan berdaun kecil.
Fauna : hewan yang tahan terhadap kekurangan air.
Ekosistem Perairan
Air tawar
Danau
Rawa
Kolam
Sungai
Air laut
Pantai
Terumbu karang
Laut lepas
Mangrove
Ekosistem Buatan
Perkotaan
Pemukiman
Industri
Pertanian/ Perikanan
Sawah
Kebun
Kolam
Danau
Pariwisata

Lingkungan Hidup Sosial

Individu adalah satu kesatuan yang paling kecil dan terbatas bila dibandingkan dengan masyarakat.
Manusia senantiasa membutuhkan orang lain atau masyarakat di mana ia tinggal untuk memenuhi segala kebutuhannya. Manusia sebagai makhluk sosial hidup dalam masyarakat baik dalam lingkungan masyarakat kecil maupun masyarakat luas.
Masyarakat adalah kelompok manusia yang telah hidup bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sebagai satu kesatuan masyarakat/ sosial dengan batas- batas yang dirumuskan sekurang- kurangnya 2 orang. Syarat lainnya yaitu orang- orang yang ada di dalamnya hidup bersama dalam waktu yang cukup lama.
Ciri-ciri masyarakat:
Adanya sejumlah orang
Tinggal dalam daerah tertentu
Mengadakan atau mempunyai hubungan tertentu yang tetap/ teratur satu sama lain
Sebagai akibat hubungan itu membentuk satu sistem hubungan antar manusia
Mereka terlibat karena memiliki hubungan bersama
Mengadakan ikatan/ kesatuan berdasarkan unsur-unsur sebelumnya
Berdasarkan pengalaman ini, akhirnya mereka mempunyai perasaan solidaritas dan perasaan berbagai rasa
Sadar akan saling ketergantungan satu sama lain
Berdasarkan sistem yang terbentuk, dengan sendirinya membentuk kebudayaan bersama- sama hubungan antar manusia.

Masyarakat dan Kebudayaan

Masyarakat memiliki kebiasaan dan kebudayaan yang berbeda yang dipengaruhi oleh situasi seperti sejarah, iklim, sumber alam, politik sehingga ada kebudayaan Barat, kebudayaan Timur, budaya Indonesia, India dsb.
Dalam kebudayan terkandung standar normative untuk perilaku tertentu. Oleh karena itu kebudayaan dapat dipandang sebagai cara hidup atau way of life yang harus dipelajari sama-sama dan diikuti oleh warga masyarakat atau kelompok masyarakat.

Kelompok Masyarakat
Soerjono Soekanto (1990) menyebutkan beberapa kriteria untuk menyatakn suatu kelompok tertentu adalah kelompok masyarakat, antara lain:
Setiap kelompok harus sadar bahwa ia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan.
Ada hubungan timbale balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya dalam kelompok itu.
Ada satu factor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu, sehingga hubungan antar mereka tambah erat.
Berstruktur, berkaidah dan mempuyai pola perilaku.

Status, Kelas dan Stratifikasi Sosial

Kedudukan atau status : posisi seseorang atau sekelompok orang dalam suatu kelompok sosial.
Cara mendapat status:
Otomatis
Melalui usaha
Kelas : berdasarkan kemampuan manusia untuk menilai. Masyarakat digolongkan menjadi masyarakat kelas bawah, menengah, dan kelas atas.
Stratifikasi sosial : pelapisan sosial berhubungan erat dengan kelas status dan kedudukan manusia atau keluarga masyarakat.

BAB III
KEPENDUDUKAN


Pengertian Kependudukan
Kependudukan melibatkan demografi yakni ilmu yang mempelajari penduduk suatu wilayah mengenai jumlah, struktur dan perubahannya.

Sumber data Penduduk
Sensus Penduduk
Sensus penduduk adalah perhitungan penduduk yang mencakup wilayah suatu Negara yang dilakukan dengan cara pencacahan langsung tiap orang atau tiap rumah tangga.
Di Indonesia pernah dilakukan pada tahun 1961 dan tahun 1971 dan yang terakhir adalah pada tahun 2010.
Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk adaalh suatu sistem registrasi yang dilakukan secara tetap oleh pemerintah setempat dengan cara mencatat setiap kelahiran, kematian, adopsi, perkawinan, perceraian, perubahan pekejaan, maupun perybahan tempat tinggal.
Di Indonesia registrasi penduduk dilakukan oleh Departemen Dalam Negeri, Departemen Agama, Kantor Imigrasi, Departemen Kehakiman, Departemen Kesehatan, dan Biro Pusat Statistik.
Survai
Dilakukan oleh Biro Pusat Statistik bekerja sama dengan departemen-departemen terkait. Misalnya Survey Ekonomi nasional, Survey Pendidikan, Survey Ketenagakerjaan dsb.

Komposisi dan Piramida Penduduk
Komposisi penduduk disusun berdasarkan:
Biologis : umur dan jenis kelamin.
Ekonomis : lapangan kerja, tingkat pendapatan, dsb.
Sosial : Tingkat pendidikan, kemampuan membaca, status perkawinan, agama, dsb.
Geografis : berdasarkan tempat tinggal (desa, kota propinsi, dsb).

Piramida Penduduk
Merupakan penyajian secara grafik komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
Contoh piramida penduduk
Tipe Ekspansif (Bangladesh)
Tipe Konstruktif(Singapura)
Tipe Statis(Swedia)

Pengukuran Kependudukan
Jumlah Penduduk

Rumusnya:
P2=P1+(B-D)atau P2=P1+(B-D)+(I-E)
Keterangan:
P2 = Jumlah penduduk yang hendak dihitung
P1 = Jumlah penduduk permulaan
B = Banyaknya kelahiran
D = Banyaknya kematian
I = Banyaknya imigrasi
E = Banyaknya emigrasi
Laju Pertumbuhan Penduduk

Rumusnya:
(P2-P1):P3×100%
P3=P1+(P2-P1):2
Keterangan:
P2 = Banyaknya penduduk pada akhir tahun
P1 = Banyaknya penduduk permulaan tahun
P3 = banyaknya penduduk pertengahan tahun
Pengukuran Fertilitas
Fertilitas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dilahirkan oleh sekelompok wanita dalam satu wilayah pada waktu tertentu.
Angka Kelahiran Kasar (CBR = Crude Birth Rate)
CBR=(jumlah kelahiran hidup dalam satu tahun)/(jumlah penduduk pertengahan tahun)×1000
Angka Laju Fertilitas Umum (GFR = General Fertility Rate)
GFR=(banyaknya kelahiran hidup 1 tahun)/(banyaknya wanita umur 15-49)×1000
Rasio Anak wanita (CWR = Child Woman Ratio)
CWR=(banyaknya anak umur 0-4 tahun)/(banyaknya wanita umur 15-49)×1000
Pengukuran Mortalitas
Angka Kematian Kasar (CDR = Crude Death Rate)
CDR=(angka kematian pada tahun X)/(jumlah penduduk pertengahan tahun X)×1000
Angka Kematian Menurut Umur (ASDR = Age Spesific Death Rate)
ASDR=(jumlah kematian kelompok umur tertentu)/(jumlah pend tengah tahun kelompok umur tertentu)×1000
Angka Kematian Bayi (IMR = Infant Mortality Rate)
IMR=(D(0))/B×1000
D (0) = jumlah kematian bayi umur di bawah 1 tahun pada tahun tertentu
B = jumlah kelahiran hidup pada tahun tertentu.

Migrasi
In Migration (Mi)
Mi=(jumlah migrasi masuk)/(jumlah penduduk negara tujuan)×1000
Out Migration (Mo)
Mo=(jumlah migrasi keluar)/(jumlah penduduk negara asal)×1000
Netto Migration (Mn)
Mn=(jumlah migrasi yang masuk keluar)/(jumlah penduduk )×1000

BAB IV
SUMBER DAYA ALAM


Pengertian dan Klasifikasi Sumber Daya Alam (SDA)
Sumber daya alam adalah unsur- unsur lingkungan baik fisik maupun hayati yang diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya.
Klasifikasi SDA
Berdasarkan sifatnya
SDA yang terbarukan (renewable)
Contoh : hewan, tumbuhan, mikroba, air, tanah.
SDA yang tidak terbarukan (non renewable)
Contoh : minyak tanah, gas bumi, batu bara.
SDA yang tidak habis
Contoh : matahari, energy.
Berdasarkan potensinya
Sumber daya alam materi
Contoh : batu, besi, emas, kayu, dsb.
Sumber daya alam energi
Contoh batu bara, minyak bumi, gas bumi, dsb.
Berdasarkan jenisnya
Sumber daya alam non hayati (abiotik)
Contoh : bahan tambang, tanah, air
Sumber daya alam hayati (biotik)
Contoh : hewan, tumbuhan, manusia

SDA Pangan dan Pertanian

Semua SDA yang dapat digunakan sebagai abhan pangan bagi manusia dan diusahakan dalam kegiatan pertanian.
Contoh : sawah dan kebun/ perkebunan.

SDA Air
Air sangat penting bagi kehidupan. Kekurangan dan kelebihan air dapat menimbulkan masalah.
Kuantitas air : (tetap 1,3 – 1,4 km3)
Kualitas : berubah
Kebutuhan air sangat nyata bila dikaitkan:
Pertambahan penduduk
Kebutuhan pangan
Peningkatan industrialisasi
Perlindungan ekosistem terhadap teknologi
Persyaratan air minum:
Syarat fisik:
Air harus bersih dan jernih
Tidak berwarna
Tidak berbau dan tidak berasa
Syarat kimia:
Tidak boleh mengandung bahan kimia yang dapat mengganggu segi pemakaian dan segi kesehatan.


BAB V
MASALAH LINGKUNGAN DAN KEPENDUDUKAN


Populasi Manusia
Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi
Indonesia menempati peringkat keempat jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat, urutan ketiga di Asia setelah RRC, dan India, dan urutan terbanyak di antara Negara- Negara ASEAN.
Sebaran penduduk yang tidak merata
Bagi Indonesia penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan masalah yang cukup serius terutama dalam pemanfaatan SDA, SDA hayati, kegiatan ekonomi, pertahanan keamanan, dan pembangunan nasional. Penduduk terkonsentrasi di pulau Jawa (60% dari jumlah penduduk Indonesia padahal luasnya 7% dari daratan ndonesia.
Komposisi penduduk yang tidak menguntungkan
Masalah yang ada adalah meningkatnya pasangan usia subur dan peningkatan jumlah penduduk usia lanjut.
Perpindahan penduduk ke kota
Hampir 40% jumlah penduduk Indonesia hidup di perkotaan. Daya tarik mereka untuk pergi ke kota adalah factor pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya. Akibat yang terjadi adalah timbulnya masalah- masalah: penyediaan perumahan, fasilitas perkotaan, kemacetan lalu lintas, pembuangan sampah, pencemaran, dsb. Akibatnya terjadi transformasi areal pertanian menjadi kawasan pemukiman, jalan, pusat perbelanjaan, areal parker, dsb.
Kualitas penduduk yang rendah
Kualitas penduduk Indonesia masih rendah terutama dilihat dari tingkat pendidikan yang masih rendah, tingkat pendapatan yang masih rendah yang mengakibatkan angka kemiskinan yang tinggi, angka pengangguran yang masih tinggi, kualitas hidup (gizi) yang masih rendah, angka pesakitan masih tinggi, angka mortalitas yang masih tinggi terutama pada balita, dan umur harapan hidup yang masih rendah.

ERK (Efek Rumah Kaca) dan Pemanasan Global
Efek rumah kaca terjadi karena meningkatnya lapisan gas terutama karbondioksida yang menyelubungi bumi. Gas Rumah Kaca (GRK) ini banyak dihasilkan dari aktivitas manusia terutama dalam penggunaan energy fosil (minyak batu bara, gas). Dalam keadaan normal, gas rumah kaca (CO2, NO2, SO2, O3) menyebabkan lapisan atmosfer bumi menjadi hangat karena pantulan sinar matahari yang menyinari bumi diserap oleh GRK. Tetapi jika GRK ini makin menebal, maka selimut gas ini akan makin banyak memantulkan kembali panas matahari yang menyinari bumi. Akibatnya suhu bumi akan makin tinggi dan adanya perubahan iklim global.
Menurut perkiraan, dalam waktu 50 tahun yang akan dating suhu bumi akan meningkat rata- rata 3 derajat Celcius. Hal ini akan menyebabkan mencairnya gunung es yang ada di kedua kutub. Akibatnya permukaan air laut akan makin tinggi dan menenggelamkan daratan yang rendah, dan daerah yang kering akan makin kering dan tandus. Akibat jangka panjang yang mungkin timbul di antaranya menurunnya produktivitas pertanian, peternakan, dan perikanan.

Penipisan Lapisan O3 (Ozon)
Lapisan Ozon (O3) terdapat kira-kira 30 km di atas permukaan bumi. Lapisan ozon ini berfungsi menahan 99% dari radiasi sinar ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan di antaranya adalah kanker kulit, kerusakan mata (katarak), gangguan rantai makanan, dan rusaknya tanaman budidaya. Lapisan ozon akan rusak oleh berbagai bahan kimia seperti halon (untuk pemadam kebakaran), dan CFC (chlorofluorocarbon) yang dihasilkan oleh aerosol (gas penyemprot minyak wangi), mesin pendingin (kulkas, AC), dan diperlukan dalam proses pembuatan plastic dan kertas busa. Gas- gas ini oleh sinar matahari akan berubah menjadi chlorine dan chlorinemonoksida yang akan mengikat gas ozon sehingga berubah menjadi gas oksigen. Lama kelamaan ozon akan habis dan berubah menjadi gas oksigen
Lubang ozon saat ini sudah terdapat di daerah Antartika dan Kutub Utara.

Ketersediaan Air Tawar
Air mat esensial bagi eksistensi kehidupan di bumi. Baik kelebihan maupun kekurangan air membawa masalah bagi manusia. Masalah kelebihan air yang dihadapi adalah banjir yang di banyak tempat terutama di perkotaan sudah menjadi masalah rutin. Masalah kekurangan air yang diakibatkan kurangnya cadangan air tanah untuk musim kemarau telah banyak merugikan manusia. Air tanah yang ada telah berkurang akibat pemompaan yang berlebihan dan penggundulan hutan di daerah resapan air. Usaha untuk menanggulangi masalah kekurangan air adalah dengan menjaga persediaan air dan mengendalikan penggunaannya.

Turunnya Hujan Asam
Kegiatan industry menghasilkan gas- gas pencemar SO2, NO2, dan CO2. Apabila gas- gas tersebut bereaksi dengan air maka akan terbentuk air yang asam dan turun ke tanah dalam bentuk hujan asam yang di dalamnya terkandung asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), dan asam karbonat (H2CO3). Air hujan yang asam akan dapat merusak hutan, mengkaratkan logam, merusak berbagai bangunan dari marmer, tegel, dan beton pada umumnya. Kehidupan di sungai dan danau juga akan terpengaruhi.
Gas- gas tersebut 44,1 % berasal dari asap kendaraan bermotor, 33 % dari rumah tangga, dan 14, 6 % dari industri.

Berkurangnya Luas Hutan
Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini telah terjadi pengurangan luas hutan yang terus menerus dan makin meluas. Pengurangan luas hutan tersebut diakibatkan oleh aktivitas manusia mencakup perladangan berpindah, proyek pembangunan, penjarahan hutan, bencana alam (kebakaran dan banjir/ longsor). Dengan terjadinya penyusutan luas hutan, maka resiko akan terjadinya erosi dan banjir sudah tidak terelakkan, demikian juga dengan kekurangan iar pada musim kemarau.

Penurunan Kualitas SDA
Merosotnya kualitas dan kuantitas SDA terjadi karena pemanfaatannya yang melampaui kemampuan pulih atau memang kerusakan sumber daya itu tidak dapat pulih. Dewasa ini terdapat sekitar 7.269.700 ha tanah yang harus dihijaukan, dan 5.830.200 ha yang masih harus dihutankan kembali.
Kualitas SDa yang juga mengalami kemunduran yang parah adalah SDA Air. Di berbagai wilayah, baik air tawar maupun air laut telah mengalami pencemaran yang memerosotkan kualitasnya.

Perluasan Padang Pasir
Dengan makin meningkatnya pemanasan global, berkurangnya luas hutan, berkurangnya air tanah, dan hujan asam, akan menyebabkan makin luasnya tanah yang tandus atau gurun pasir. Apabila kejadian pengrusakan dan pencemaran dari tahun ke tahun tidak lagi bias dicegah, maka paling lama 100 tahun lagi sebagian besar Negara Indonesia akan menjadi padang pasir.

Musnahnya Spesies
Indonesia merupakan Negara tropis yang mempunyai luas kawasan hutan tropis basah terbesar ketiga di dunia serta memiliki keanekaragaman hayati terbesar ketiga di dunia disamping Brazil. Meskipun mempunyai keanekaragaman hayati yang melimpah, yang telah berhasil dimanfaatkan baru sekitar 6.000 jenis tumbuhan, 1000 jenis hewan, dan 100 jenis jasad renik.
Laju pengrusakan hutan yang tinggi mengakibatkan kondisi keanekaragaman hayati yang makin mengkhawatirkan. Pada saat ini, akibat dari pengrusakan hutan telah menyebabkan Indonesia mempunyai daftar spesies terancam punah terpanjang di dunia, yaitu 126 jenis burung, 63 jenis mamalia, dan 21 jenis reptile. Spesies yang dipastikan telah punah diantaranya harimau jawa. Sementara banteng, penyu laut, burung maleo, burung akak tua, dan burung cendrawasih terancam punah karena eksploitasi yang berlebihan.
Dari kelompom tumbuhan ada 36 spesies kayu terancam punah, misalnya kayu ulin dari Kalsel, kayu keruing di Jawa, sawo kecik, kayu hitam di Sulawesi, kayu pandak, pakis haji, pakis hias, anggrek jawa, dan rotan.

Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan merupakan masalah lingkungan yang paling parah. Hampir semua sumber daya yang penting bagi kehidupan yaitu tanah, air, dan udara telah tercemar terutama di kota- kota besar. Tanah dan air banyak tercemar oleh sampah dan limbah rumah tangga/ domestic, limbah pabrik, pestisida, dan limbah berbahaya dan beracun lainnya. Sementara udara telah banyak tercemar oleh gas buangan kendaraan bermotor, gas buangan pabrik, dan berbagai hasil aktivitas manusia lainnya. Akibat dari pencemaran ini, SDA menjadi merosot, yang juga akan menyebabkan kemerosotan kualitas hidup manusia pada akhirnya.


BAB VI
PENGELOLAAN MASALAH KLH


Pembinaan Kesehatan Lingkungan
Perumahan
Penyediaan air bersih
Pembuanagn kotoran manusia
Pengelolaan sampah
Pengelolaan air limbah
Pengelolaan Pencemaran
Pemanfaatan dan Perlindungan SDA

Tanah
Air
Hutan
Perlindungan dan konservasi alam
Keluarga Berencana
Penerapan Analisis Dampak Lingkungan



BAB VII
PKLH SEBAGAI PROGRAM PENDIDIKAN


Pengertian Pendidikan
Pengertian (B. Indonesia) atau Education (B. Inggris) berasal dari kata educare (Yunani) yang berarti membawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang.
Pendidikan merupakan ilmu terapan dari psikologi yang bidang garapannya khusus mengenai upaya mengembangkan jiwa seseorang kea rah dewasa. Pendidikan dilakukan melalui usaha sadar, sengaja, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proses pendidikan, baik formal, non formal, maupun informal.
Sikap dan nilai yang perlu ditanamkan dalam proses pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup, di antaranya:
Setiap individu di mana saja harus memiliki kesadaran bahwa ia adalah anggota dari masyarakat dunia.
Suatu etika baru tentang penggunaan bahan dari sumber alam, harus diajarkan kepada peserta didik.
Sikap yang menekankan pada adanya harmoni dengan alam lingkungan perlu ditanamkan, bukan sikap untuk menaklukan alam. Siswa harus merasa bagian dari alam.
Setiap orang harus memperhatikan dan bertindak sesuai dengan kepentingan generasi yang akan datang.
Setiap orang harus mampu menghayati makna hidup di dunia ini sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Pengertian PKLH
Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) adalah suatu program pendidikan untuk membina anak atau peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap, dan perilaku yang rasional serta bertanggung jawab tentang pengaruh timbale balik antara penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kaitannya dengan pengelolaan dan pelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Pendidikan berusaha mengubah tingkah laku siswa dalam berpikir dan bertindak atau bertingkah laku. PKLH dilaksanakan pada semua tingkat dan lingkungan sekolah untuk membentuk rasa tanggung jawab atas keadaan lingkungan, serta bagaimana memantau, memelihara, dan memperbaiki lingkungan.

Tujuan PKLH
Tujuan Umum
Membina dan mengembangkan anak didik agar memiliki sikap dan tingkah laku kependudukan serta dapat mengelola lingkungan hidup secara rasional dan bertangung jawab dalam rangka memelihara keseimbangan sistem lingkungan dan penggunaan SDA secara spiritual maupun material.
Tujuan Khusus
Menghargai keuntungan-keuntungan keluarga kecil dikaitkan dengan persediaan makanan, pakaian, perumahan, dan pendidikan.
Memahami hubungan antara kebiasaan sehat dan kehidupan sehat serta hubungan antara makanan sehat dengan kehidupan sehat.
Mengembangkan kesadaran tentang kehidupan yang menyenangkan dalam hubungannya dengan besar kecilnya suatu keluarga.
Mengembangkan kebiasaan menjaga kebersihan dirinya dan kebersihan lingkungan keluarga.
Mengembangkan pengertian terhadap kesukaran-kesukaran yang dihadapi oleh keluarga-keluarga besar yang penghasilannya kecil.
Mengembangkan kesadaran tentang perilaku mempunyai keluarga kecil agar dapat memberikan kesejahteraan yang lebih baik kepada seluruh anggotanya.
Mengembangkan pengertian antara besarnya keluarga dan standar kehidupan.
Mengembangkan sikap positif dan bertanggung jawab bahwa NKKBS adalah suatu nilai yang sesuai dengan nilai- nilai agama dan sosial budaya yang membudaya dalam diri pribadi, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi pada kehidupan sejahtera dengan jumlah anak ideal untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
Kesediaan untuk menerima tanggung jawab bagi perbaikan dan peningkatan hidup keluarga, lingkungan, masyarakat, dan Negara.
Mengembangkan dasar bertanggung jawab kea rah keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungannya baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialnya.
Mengembangkan dasar pengetahuan, sikap, dan perilaku professional dalam pendayagunaan, pelestarian dan peningkatan daya dukung sumber daya yang ada.

Sasaran PKLH
Secara ringkas, sasaran PKLH perlu diarahkan pada aspek-aspek:
Kesadaran
Membuat individu dan kelompok masyarakat agar sadar serta peka terhadap totalitas lingkungan dan permasalahannya.
Pengetahuan
Membekali individu dan kelompok masyarakat dengan pengetahuan dasar mengenai totalitas lingkungan, permasalahan, serta peranan dan tanggung jawab manusia.
Sikap
Mendorong individu dan kelompok masyarakat agar memiliki nilai-nilai sosial, kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan, serta motivasi untuk partisipasi aktif dalam perlindungan dan peningkatannya.
Keterampilan
Membantu individu dan kelompok masyarakat untuk meningkatkan keterampilan yang diperlukan dalam memecahkan permasalahan lingkungan hidup.
Kemampuan Evaluasi
Meningkatnya kemampuan individu dan kelompok masyarakat agar dapat mengkaji program- program pembangunan dilihat dari segi ekologis, politis, ekonomi, sosial, estetika, maupun factor pendidikan.
Partisipasi
Mengembangkan rasa tanggung jawab pada individu dan kelompok masyarakat serta member peluang agar dapat terlibat secara aktif memecahkan berbagai permasalahan lingkungan.

Pendekatan PKLH
PKLH melalui jalur pendidikan formal dapat ditempuh melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan monolitik dan pendekatan integratif.
Pendekatan monolitik
Pendekatan monolitik adalah pendekatan yang didasarkan pada suatu pemikiran bahwa setiap mata pelajaran merupakan sebuah komponen yang berdiri sendiri dalam kurikulum dan mempunyai tujuan tertentu dalam satu kesatuan yang utuh. Pendekatan monolitik dalam PKLH dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu:
Membangun satu disiplin ilmu baru yang diberi nama PKLH. Ilmu ini nantinya dalam program persekolahan dapat dijadikan mata pelajaran tersendiri yang terpisah dari mata-mata pelajaran lainnya.
Membangun paket PKLH yang merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Pendekatan integratif (Terpadu)
Pendekatan terpadu adalah pendekatan yang didasarkan pada suatu pemikiran bahwa program suatu mata pelajaran harus terpadu dengan mata pelajaran lain. Pendekatan terpadu dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu:
Membangun suatu unit atau seri pokok bahasan yang disiapkan untuk dipadukan ke dalam mata pelajaran tertentu.
Membangun suatu program inti yang bertitik tolak dari suatu mata pelajaran tertentu.
Berdasarkan pertimbangan, maka pemerintah dalam hal ini Depdiknas menetapkan bahwa pelaksanaan PKLH dalam program sekolah menggunakan pendekatan terpadu (integratif). Agar pendekatan terpadu ini berhasil dengan baik, maka perlu diperhatikan beberapa factor:
Perpaduan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga pengetahuan mata pelajaran yang dijadikan tempat perpaduan tidak mengalami perubahan susunan.
Susunan pengetahuan yang dijadikan tempat perpaduan didasarkan pada susunan kurikulum yang berlaku.
Mata pelajaran pengetahuan induk yang dipilih sebagai wadah perpaduan adalah mata pelajaran yang menurut penelitian mempunyai daya serap yang cukup.
Mata pelajaran di sekolah yang ditetapkan sebagai wadah perpaduan adalah Pendidikan Agama, PPKn, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, dan Pendidikan Jasmani.

Strategi Pembelajaran PKLH
Materi PKLH yang disajikan di sekolah, dipilih sesuai kriteria sebagai berikut:
Masalah esensial dan aktual tentang kependudukan dan lingkungan dalam masyarakat.
Digunakan untuk mengemban kepribadian sebagai bangsa Indonesia yang berwawasan kependudukan dan lingkungan.
Mempunyai relevansi dengan perkembangan minat kebutuhan dan kemampuan personel peserta didik.
Mempunyai relevansi dengan program pendidikan nasional yang dijabarkan pada kurikulum yang berlaku.
Berfungsi sebagai pengayaan terhadap program pendidikan yang ada serta dapat membekali peserta didik menghadapi masalah kependudukan dan lingkungan pada masa yang akan datang.