Minggu, 27 Juni 2010

CINTA KASIH


Cinta kasih perasaan kasih sayang, kemesraan, belas kasihan dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab.

Tanggung jawab artinya akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kebahagiaan.

Cinta kasih bersumber pada ungkapan perasaan yang didukung oleh unsur karsa, yang dapat berupa tingkah laku dan pertimbangan dengan akal yang menimbulkan tanggung jawab.
Dalam cinta kasih tersimpul pula rasa kasih sayang dan kemesraan. Belas kasihan dan pengabdian.
Cinta kasih yang disertai dengan tanggung jawab menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kedamaian antara sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhan.

Cinta ideal memiliki 3 unsur :
  1. Keterikatan
  2. Keintiman
  3. Kemesraan

Syarat untuk mewujudkan cinta kasih :
  1. Pengenalan
  2. Tanggung jawab (Responsibility)
  3. Perhatian (care)
  4. Saling menghormati (Respect)

Untuk keutuhan cinta dituntut :
  1. rasa tanggung jawab,
  2. pengorbanan,
  3. kejujuran,
  4. saling percaya,
  5. pengertian,
  6. saling terbuka (hilang salah satu saja bisa meretakkan cinta/rumah tangga)

Macam-macam cinta kasih :
  1. Cinta kasih antar orang tua dan anak
  2. Cinta kasih antara pria dan wanita.
  3. Cinta kasih antara sesama manusia.
  4. Cinta kasih antara manusia dan Tuhan
  5. Cinta kasih manusia terhadap lingkungannya

Peradaban

Peradaban memiliki banyak makna

Pendapat beberapa ahli tentang peradaban :
  1. Damono, 2001 menyatakan Adab berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti.
  2. Fairchild, 1980:41, menyatakan peradaban adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya.
  3. Kontjaranigrat (1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
  4. Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial, kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju, termasuk system IPTEK dan pemerintahannya.

Dari pendapat ahli diatas bisa disimpulkan bahwa peradaban adalah kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu pada suatu masyarakat, yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, dan spiritual.

Setiap masyarakat atau bangsa dimanapun selalu berkebudayaan, tetapi tidak semuanya telah memiliki peradaban,

Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang telah maju

Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh :
  • Kemajuan Teknologi
  • Ilmu Pengetahuan
  • Tingkat Pendidikan

Kemampuan teknologi menjadikan bangsa itu dianggap lebih maju dari bangsa-bangsa lain pada zamannya
Kemajuan teknologi bisa dilihat dari infrastruktur bangunan, sarana yang dibuat, lembaga yang dibentuk dll.

Kepribadian (Personality)


Personality adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu atau ciri-ciri watak seorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khas.

Unsur-unsur personality meliputi :

1.Pengetahuan, merupakan segala sesuatu yang kita ketahui sebagai hasil penggunaan panca indra
(unsur-unsur akal yg mengisi alam jiwa). Mencakup :
  • Persepsi. Persepsi merupakan seluruh proses akal manusia yang sadar, diterima oleh seluruh panca indra manusia berupa getar eter (cahata, warna) akustik, bau, rasa, tekanan mekanikal dan diolah menjadi sususan yang dipancarkan dan diproyeksikan menjadi penggambaran tentang lingkungan.
  • Apersepsi. Apersepsi merupakan penggambaran oleh manusia berbe da dengan foto, manusia terfokus pada bagian-bagian khusus (mata, telinga), diolah oleh akal fikir, digabung dgn penggambaran lama lalu diproyeksikan sbg penggambaran baru dengan pengertian baru
  • Pengamatan. Pengamatan merupakan suatu persepsi saat diproyeksikan berfokus pada hal yang menarik (lebih terpusat/ lebih intensif), pada bagian-bagian khusus tadi pemusatan akal yang lebih intensif.
  • Konsep. Konsep adalah menggabung, membandingkan bagian-bagian dari suatu penggambaran dengan bagian-bagian dari suatu penggambaran lain yg sejenis. Dengan proses akal, kemampuan manusia untuk membentuk suatu penggambaran yg abstrak yg dalam kenyataannya belum ada, hal tersebut dinamakan konsep secara abstrak.
  • Fantasi. Dalam pengamatan, ada penggambaran yang ditambah-tambahkan, dibesarkan, dikurangi, dikecilkan pada bagian-bagian tertentu, ada pula digabungkan dengan penggambaran lain menjadi penggambaran yang lain dalam kenyataannya tidak ada penggambaran yang tadak realistik

2.Perasaan
Suatu persepsi saat diproyeksikan berfokus pada hal yg menarik (lebih terpusat / lebih intensif), pada bagian-bagian khusus tadi pemusatan akal yang lebih intensif ini yang kita namakan ‘pnengamatan’.

3.Dorongan (Drive)
Dorongan pada diri seorang individu ini meliputi :
  • Dorongan untuk mempertahankan hidup
  • Seks
  • Mencari makan
  • Berinteraksi
  • Meniru
  • Berbakti
  • Keindahan

Kepribadian adalah salah satu penunjang sukses di kehidupan manusia. Kepribadian yang baik akan lebih menunjang sukses dalam kehidupan.
Dalam bukunya ‘Jangan Kuliah Kalau Gak Sukses’, Setia Furqon Khalid menuliskan bahwa hukum kehidupan ada tiga, yaitu :
  1. Hukum Kelembaman. Dalam hukum ini dijelaskan bahwa benda yang diam akan memiliki kecenderungan diam, dan benda yang bergerak akan memiliki kecenderungan bergerak. Korelasinya dengan individu adalah ketika seseorang melakukan sseuatu, maka akan terus menerus melalukan kegiatan. Tapi jika mulai berdiam, maka akan malas untuk bergerak.
  2. Hukum Sebab Akibat. Setiap apa yang kita lakukan pasti sesuai dengan apa yang kita kerjakan. Peribahasa mengatakan ‘apa yang kita tuai adalah hasil dari apa yang kita tanam’. Setiap apa yang kita putuskan akan berpengaruh kepada takdir kita selanjutnya.
  3. Hukum Peluang. Berani mengambil kesempatan. Ingatlah bahwa kesempatan tidak datang dua kali.

Sumber :
  • Hand out ISBD Drs. Ana Maulana M.Pd
  • Furqon Khalid, Setia. Jangan Kuliah Kalo Gak Sukses.Rumah Karya. Sumedang : 2009

Konsep General Education


Dalam kehidupan masyarakat modern ketergantungan hidup terhadap produk teknologi terutama teknologi informasi. Kemajuan iptek di era globalisasi (kehidupan tanpa tapal batas), menuntut masyarakat untuk memiliki kemampuan spesialisasi. Hal ini berpengaruh pada pola fikir, pola hidup dan perilaku. Teknologi disatu sisi membantu aktivitas hidup masyarakat, di sisi lain menjadikan sikap mental masyarakat malas, karena dibuai berbagai kemudahan. Kehidupan di zaman modern seolah-olah tidak akan dapat bertahan hidup tanpa bantuan produk teknologi, hal ini memaksa kehidupan menjadi konsumtif. Pada saatnya akan menggusur nilai-nilai kemanusiaan yaitu kemandirian dalam mengatasi persoalan hidupnya. Nilai-nilai kemandirian sangat dibutuhkan karena didalamnya ada unsur kreatifitas dan efisiensi. Situasi yang dilematis, perkembangan kehidupan modern biaya hidup menjadi tinggi, namun tidak mengikuti perkembangan jauh ketinggalan, ini merupakan problematika kehidupan modern.

Untuk mengantisipasi dampak negatif kemajuan iptek dan lajunya arus globalisasi yang cepat, perlu menyadari untuk segera membekali peserta didik dengan kemampuan dasar diantaranya nilai-nilai kemandirian. Secara filosofis kemampuan tersebut berupa kemampuan dalam memahami, memaknai dan mengamalkan nilai-nilai esensial yang ada pada dirinya baik sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga Negara maupun sebagai bagian dari alam.

Abad 20 di Amerika dan Eropa, hasil analisis mereka berkesimpulan bahwa sistem pendidikan modern telah menghasilkan para saintis dan teknokrat yang handal tapi tidak melahirkan para lulusan yang memiliki integritas kepribadian. Menurut Philip H. Phenix (1964:6), untuk menghasilkan para lulusan yang memiliki kompetensi kepribadian dan keahlian yang matang diperlukan pemahaman dan pengalaman enam pola makna esensial bagi segenap mahasiswa yaitu ;

  1. Makna symbolycs, yaitu kemampuan berbahasa dan berhitung
  2. Makna empirics, yaitu kemampuan untuk memaknai benda-benda melalui proses penjelajahan dan penyelidikan empiris
  3. Makna esthetics, yaitu kemampuan memaknai keindahan seni dan fenomena alam
  4. Makna ethics, yaitu kemampuan memaknai baik dan buruk
  5. Makna synoetics, yakni kemampuan berfikir logis, rasional sehingga dapat memaknai benar dan salah
  6. Makna synoptic, yaitu kemampuan untuk beragama atau berfilsafat

Keenam pola makna di atas dikemas dalam bentuk General Education (Pendidikan Umum)

Philip H. Phenix (1963:8) merumuskan tujuan pendidikan umum :
Manusia yang memiliki kemampuan dalam menggunakan kata-kata, symbol, isyarat, dapat menerima informasi factual, dapat melakukan dan mengapresiasi objek-objek seni, memiliki kemampuan dan disiplin hidup dalam hubungan dengan dirinya maupun orang lain, cakap dalam mengambil keputusan yang bijaksana, dapat mempertimbangkan antara yang benar dan yang salah serta memiliki pandangan yang integral. Wolfgang Klafki (1968:20) : general education merupakan bidang studi yang komprehensif karena mendidik kepala, hati dan tangan. Secara terintegrasi. Sasaran yang disentuh dalam general education adalah tiga potensi utama manusia yaitu : akal, hati dan tingkah lakunya.

Di Amerika dan Inggris, konsep general education diakui sebagai sebuah program studi yaitu program pendidikan yang mengembangkan seluruh aspek kepribadian dalam rangka menciptakan masyarakat yang berbudaya, demokratis dan perduli terhadap lingkungannya baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialnya. Laporan lima puluh tahunan dari Nation Society for the study of education tahun 1958, program studi general education di Amerika, dilatarbelakangi oleh empat hal, yaitu :
  1. Sebagai reaksi masyarakat terhadap spesialisasi keilmuan yang berlebihan, dimana para spesialis telah mendewakan hasil-hasil temuannya yang menakjubkan, sementara mereka lupa pada nilai-nilai esensial kemanusiaannya.
  2. Sebagai reaksi terhadap kepincangan penguasaan minat-minat khusus dengan perolehan peradaban yang lebih luas
  3. Sebagai reaksi terhadap pengkotak-kotakan kurikulum dan pecahnya pengalaman belajar siswa
  4. Sebagai reaksi terhadap formalism dalam pendidikan liberal

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD)

VISI DAN MISI MATA KULIAH BERKEHIDUPAN DAN BERMASYARAKAT

VISI dari MBB

  1. menjadi sumber nilai, moral, estetika, etika dan panduan bagi penyelenggaraan pendidikan dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan kemampuan pemahaman serta penguasaan.

  2. Keanekaragaman, kesederajatan dan kemartabatan manusia sebagai individu dan mahluk sosial di dalam kehidupan bermasyarakat dengan berpedoman kepada kebudayaan melalui pranata pendidikan

  3. Tanggung jawab manusia terhadap sumber daya alam dan lingkungannya dalam berkehidupan bermasyarakat baik nasional maupun global, yang membatasi tindak kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi keahliannya.

MISI MBB

adalah memberikan landasan pengetahuan dan wawasan luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat selaku individu, mahluk sosial yang beradab, bertanggung jawab terhadap sumber daya alam dan lingkungannya.

KOMPETENSI MBB

Kompetensi MBB yang dituju ialah agar mahasiswa menguasai kemampuan berfikir rasional, berwawasan luas, berjiwa besar sebagai manusia intelektual beradab dan bermartabat yang bertanggung jawab terhadap :

  1. Terwujudnya estetika, etika dan moral atau nilai-nilai budaya bagi keteraturan, kebersamaan dan kesejahteraan hidup bermasyarakat

  2. Terpeliharanya sumber daya alam dan lingkungannya

VISI DAN MISI ISBD

VISI ISBD

Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.

MISI ISBD

Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman dan kesederajatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan mahluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.

KOMPETENSI ISBD

Menjadi ilmuwan dan profesional yang berfikir kritis, kreatif, sistemik dan ilmiah, berwawasan luas, etis, estetis serta memiliki apresiasi, kepekaan dan empati sosial, bersikap demokratis, berkeadaban serta ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah sosial budaya secara arif

TUJUAN ISBD

  1. Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan mahluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

  2. Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat

  3. memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan mahluk sosial yang beradab dalam mempraktikkan pengetahuan akademik dan keahliannya.

  4. Mahluk sosial yang beradab dalam mempraktekkan pengetahuan akademik dan keahliannya



Sumber :

  • Hand out ISBD Drs. Ana Maulana M.Pd